BOJONEGORO – Festival Salak Wedi ke- 4 digelar pada hari Sabtu 21 Desember 2019, acara tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Wedi, Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Bagi Pemdes dan pemuda maupun warga Desa Wedi, festival ini dinilai sebagai salah satu sarana yang tepat untuk dijadikan sebuah inovasi menuju desa wisata. “Semoga dengan digelarnya kegiatan semacam ini, desa Wedi dapat mewujudkan sebagai desa wisata,” ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Restu Mujtaba.
Selaku Ketua Pokdarwis, Subhan mengatakan acara festival Salak Wedi yang dilaksanakan pada tahun 2019 kali ini, merupakan yang ke empat kalinya. Kegiatan rutin ini diselenggarakan mengacu pada kalender hijriyah, festival perdana diselenggarakan pada tahun 2017, di tahun 2018 dilaksanakan 2 kali (sesuai kalender) yang bertepatan dengan Haul KH Basyir Almujtaba yang dikenal sebagai tokoh desa yang menanam buah salak pertama kali di Desa Wedi.
Subhan juga menjelaskan, pada perayaan atau festival salak tahun ini, tokoh desa sekaligus ulama yang juga merupakan salah satu santri dari Syaikhona Kholil, Bangkalan Madura, memasuki haul ke- 95.
“Untuk festival salak baru yang ke- 4, namun untuk haul KH Basyir Almujtaba adalah yang ke- 95,” tegas Ketua Pokdarwis Restu Mujtaba Desa Wedi.
Menurut pakwo Khan sapaan akrab Subhan, festival pertama digelar pada tahun 2017, bermula dari keresahan warga khususnya para petani salak Wedi, yang kian hari harga salak semakin anjlok. Padahal, di tahun 1980an harga salak wedi cukup bagus, bahkan saat itu semua kebutuhan warga ditopang dari hasil berkebun salak. Dari keresahan warga hingga anjloknya harga salak tersebut, para pemuda Desa Wedi memiliki gagasan untuk menumbuhkan rasa balas budi terhadap salak.

Lebih lanjut, Subhan mengatakan bermula dari gagasan para pemuda yang sadar bahwa selama ini dari budidaya salak itulah mereka dapat menuntut ilmu, sehingga bertekad untuk melakukan gebrakan yaitu festival salak wedi. “Alhamdulillah, dari festival yang digelar setiap tahun harga salak mulai bagus kembali, dan banyak wisatawan yang berkunjung ke desa wedi untuk membeli salak,”.
Meskipun sudah menjadi agenda rutin setip tahun, festival salak ini belum pernah disokong biaya dari APBD, khususnya dari OPD terkait. Kegiatan ini swadaya warga, termasuk salak yang dibagikan ke pengunjung saat festival tersebut juga dari warga.
Bupati Bojonegoro Dr Hj Anna Mu’awanah, yang juga menghadiri festival tersebut memberikan apresiasi kepada Pemdes dan warga Desa Wedi. Dirinya, mendukung sepenuhnya semangat warga yang setiap tahunnya sukses menggelar festival semacam ini, ke depan potensi wisata diberbagai tempat yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro harus dikolaborasikan.
Pantauan awak media ini, Bupati Bojonegoro bersama Kabag Ops Polres Bojonegoro, Kades Wedi, Camat Kapas, Kapolsek Kapas, menyampaikan festival salak merupakan kegiatan yang bagus, merupakan salah satu sumber mata pencaharian rakyat, “Kami akan dukung penuh inovasi desa guna mendongkrak ekonomi kerakyatan,” pungkasny. (*/DeBe)