BOJONEGORO – Elemen mahasiswa Bojonegoro yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro, Kamis(14/11/19) sore melakukan aksi demonstrasi di depan Pendopo Malowopati Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Unjuk rasa pergerakan mahasiswa ini sebelumnya telah diawali dengan investigasi terkait adanya Deposito APBD sebesar Rp. 2,9 Triliun dibeberapa bank yang ada diwilayah Bojonegoro yakni Bank BRI sebesar Rp. 1,5 Triliun, Bank BNI 46 sebesar Rp. 100 Milliar, Bank Mandiri sebesar Rp. 50 Miliar dan Bank Jatim sebesar Rp. 1,25 Triliun.
Nur Khayan, Ketua Pimpinan Cabang PMII Bojonegoro dalam orasinya menduga ada pemberian cash back atau gratifikasi dari 4 (empat) Bank terhadap Pemkab Bojonegoro dalam praktek itu.
“Apa yang mendasari Pemkab Bojonegoo melakukan itu, padahal masih ada beberapa bank lain,” tanyanya tegas saat orasi.
Masih menurut Khayan, data yang diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah(BPKAD) disinyalir ada perbedaan jumlah bunga deposito. Juga adanya kejanggalan dalam dua lampiran data dengan nomor yang sama namun isinya berbeda.
“Ini jelas ada permainan berkedok deposito, kami mendesak Bupati Bojonegoro agar menjelaskan posisi uang rakyat ini kepada masyarakat,” tandasnya.
Pantauan media kabarpasti.com, unjuk rasa damai yang diikuti puluhan mahasiswa ini juga mendorong penegak hukum baik BPK, KPK, Kejari dan Polres Bojonegoro untuk mengusut tuntas dugaan penyelewengan uang rakyat atas nama deposito.
Seperti berita sebelumnya, aksi protes hari ini juga dilakukan oleh LSM Angling Dharmo yang menyikapi kondisi pembangunan kota Bojonegoro yang dianggap terjadi human error dalam perencanaan. (Kust/Redaksi)