BOJONEGORO – Rabu (1/7/20) Pemkab Bojonegoro Jawa Timur dan Pemkab Blora Jawa Tengah, menandai pembangunan jembatan dengan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) di Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho Bojonegoro.
Pada acara peletakan batu pertama ini, dihadiri bupati Dr. Hj Anna Mu’awanah didampingi Forkopimda Kabupaten Bojonegoro, Wakil Bupati Blora, anggota DPRD dan kepala OPD (organisasi perangkat daerah) masing-masing Kabupaten.
BERITA TERKAIT: https://kabarpasti.com/somasi-bupati-polemik-kerjasama-dan-pembagian-participating-interest-blok-cepu/
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang Kabupaten Bojonegoro, Retno Wulandari menyampaikan jembatan sepanjang 220 meter ini akan melintasi aliran sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho Bojonegoro dengan Desa Medalem Kabupaten Blora.
Retno Menjelaskan, jembatan penghubung ini nantinya akan membuka akses mobilitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dari sektor pertanian, perkebunan, perdagangan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, sosial dan budaya.
Pantauan awak media kabarpasti.com, kerjasama dan niat baik ini disambut hangat Pemerintah Kabupaten Blora.

“Atas nama masyarakat Blora, kami mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Bojonegoro”, ujarnya Wakil Bupati Blora, Arief Rochman.
Menurutnya, sebab sebentar lagi mimpi masyarakat Blora guna memiliki jembatan akan segera terwujud. Dirinya juga berharap, ke depan sinergitas antara Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora dapat berjalan dengan baik. Sehingga bisa terjalin kerjasama di berbagai bidang lain.
Bupati Bojonegoro Dr. Hj Anna Mu’awanah menambahkan bahwa pembangunan jembatan ini dapat terlaksana berkat dukungan dan kerjasama dari banyak pihak, termasuk harapan dan keinginan masyarakat yang sangat menginginkan aksesnya terbuka.
Oleh karena itu, Bupati menargetkan agar pada akhir tahun 2020 jembatan ini sudah dapat diresmikan dan sudah dapat difungsikan.
“Time Table-nya agar diperhatikan, agar dapat berjalan sesuai target,” pinta Bupati Bojonegoro.
Jika perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dapat berjalan baik, dirinya yakin pekerjaan tersebut dapat selesai sesuai dengan jadwal dan bisa kita resmikan di akhir tahun 2020.
“Sedangkan untuk namanya, masih kita pikirkan lagi,” tutur Bu Anna. (DeBe)