BOJONEGORO – Difabel atau disabilitas (keterbatasan diri: baca) tidak menjadikan seseorang bermalas-malasan atau harus bergantung pada orang lain, bahkan tidak bersemangat dalam menjalani hidup. Hal tersebut dibuktikan seorang warga Desa Campurejo, yang sejak kecil harus berjuang menjalani keterbatasan yang ada pada dirinya.
Seorang wanita yang beralamat di jalan Makam Manis, RT 04 RW 01 Dusun Pohagung, Desa Campurejo, Kec/Kab. Bojonegoro Jawa Timur ini bernama Munasri, usia 46 tahun.
Dalam kesehariannya, wanita dengan keterbatasan diri ini memiliki aktivitas dan keahlian sebagai penjahit konveksi. Tak jarang tetangga hingga orang dari luar desa membutuhkan jasa jahitan yang dilakoninya. Singkat cerita, Munasri (46) mengalami keterbasan diri semenjak dirinya jatuh pada usia 12 tahun saat itu masih duduk di bangku kelas VI SD.
Menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 06 Tahun 2020, dan Surat Edaran (SE) Menteri PDTT tentang gerakan setengah miliar masker, baru-baru ini Pemerintah Desa (Pemdes) Campurejo, melalui BUMDesa Wiroguno menggandeng 15 orang yang memiliki keahlian menjahit konveksi di desa setempat guna pengerjaan masker yang dibagikan kepada warga, guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) yang hingga saat ini masih merebak di muka bumi.
Ditemui di kediamannya, Sabtu 12/9/20 pukul 14.00 WIB, Munasri tampak begitu sibuk di depan mesin jahitnya. Sembari menjawab pertanyaan, ia tetap fokus mengerjakan sejumlah masker pesanan BUMDesa Wiroguno Desa Campurejo.
“Saya akan buat masker yang benar-benar dapat dipakai oleh warga dan meberikan manfaat sebaik-baiknya bagi orang lain,” ujarnya sambil menjalankan mesin jahitnya.
Menurutnya, mendapat pesanan masker dari BUMDesa Wiroguno ini, merupakan suatu rizki dan berkah sungguh luar biasa. Terlebih saat ini, tak hanya dirinya namun semua orang sedang berperang melawan pandemi atay wabah Virus Corona. “Jadi kalau dapat pesanan membuat masker ya, sangat lumayan bisa untuk menyambung hidup”.
Disebutkan Munasri, pengerjaan masker mulai memotong bahan/kain hingga jadi, ia mampu menyelesaikan sekira 90 helai masker.
Istri Eko, dengan satu anak ini berharap dapat menyelesaikan pengerjaan masker yang dipesan BUMDesa Wiroguno dengan baik dan sesuai harapan bersama. Sehingga warga dapat memiliki masker guna mencegah penularan Virus Corona.
Sementara itu, Kepala Desa Campurejo, Edi Sampurno, S.Sos saat dihubungi awak media ini, menyampaikan terkait pengadaan dan pengerjaan masker sebagai tindaklanjut Inpres RI Nomor 06 Tahun 2020 serta SE Menteri PDTT diserahkan sepenuhnya kepada BUMDesa Wiroguno.
“Untuk pengerjaan dan pengadaan sudah kami serahkan ke BUMDesa, dan disarankan memberdayakan warga yang memiliki keahlian menjahit,” tuturnya.
Ada 15 orang penjahit, semua merupakan warga desa Campurejo. Harapan Pemdes, hal tersebut sebagai pemberdayaan masyarakat setempat.
“Kami tidak akan membatasi, para penjahit itu mampu membuat berapa masker dalam sehari tidak menjadi masalah,” tegas Edi.
Sesuai SE Menteri PDTT tentang gerakan setengah miliar masker, Pemdes Campurejo akan membuat masker dengan jumlah 24.116, yang akan dibagikan ke masing-masing warga sebanyak 4 helai. Sebab jumlah penduduk Campurejo ada 6.039 jiwa.
Melalui media kabarpasti.com, Edi Sampurno berpesan kepada seluruh warga Desa Campurejo agar tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah Covid-19. Dn kepada para penjahit yang mengerjakan masker, diharapkan dapat memberikan yang terbaik dan tidak perlu tergesa-gesa.
“Terima kasih kepada ibu Munasri warga RT 04 RW 01 yang telah turut andil mengerjakan masker,” tegasnya.
Semoga seluruh warga masyarakat di Desa Campurejo diberikan keselamatan dan kesehatan, serta dihindarkan dari Wabah Covid-19, pungkas Kades Campurejo. (Fhy)