BOJONEGORO – Tahun 2020 ini merupakan tahun terakhir bagi Akademi Komunitas Bojonegoro sebagai lembaga rintisan Politeknik Negeri Malang (Polinema). Lembaga pendidikan vokasional Diploma-2 dengan jurusan Tehnik Otomotif, Akuntansi dan Tehnik Informatika, pada akhir bulan ini akan mewisuda sejumlah 280 mahasiswa di Kampus utamanya Polinema Malang.
Informasi yang didapat media ini, kampus vokasional rintisan yang berdiri sejak 2012 lalu hingga tahun terakhir ini telah meluluskan sekitar 3000-an wisudawan Program Diploma-2. Dari jumlah itu, lebih dari 50% diantaranya melanjutkan jenjang S-1 yang tersebar beberapa kampus di Kabupaten Bojonegoro dan mewarnai hampir seluruh sektor segmen pasar dkerja.
Wahyu Setiawan salah satu Dosen AKN Bojonegoro mengakui jika lulusannya banyak diterima diberbagai perusahaan besar dan menengah seperti Indomaret Grup, Yahama Electronic Manufacturing Indonesia (YEMI) dan PT Tripatra-Samsung, juga Instansi Pemerintahan Daerah dan Perangkat Desa.
“Dari 100 persen lulusan, 85 persen mereka mengisi perusahaan besar di Jawa Timur, Instansi Pemerintah, perangkat desa dan sisanya menggeluti wirausaha,” terang pria ini, Selasa (17/11/2020)
Dirinya juga menyampaikan bahwa lebih separoh lulusan vokasional AKN transfer ke jenjang yang lebih tinggi dikampus-kampus Bojonegoro. Pihaknya menyayangkan jika kampus rintisan ini harus berakhir, karena nyata-nyata kampus vokasi didaerah mendapatkan respon positif dari dunia kerja.
Sementara Alfin (22 tahun) salah satu alumni AKN tahun 2016 menyayangkan kampus almamaternya harus tutup.
“Eman Mas, kecewa banget, gedungnya kan juga sudah ada, kenapa harus tutup, hilanglah almamater saya,” tutur Manager Indomaret wilayah Surabaya selatan ini kecewa.
Setelah lulus AKN pada 2016, pria ini diterima di Indomaret Group di Surabaya, sambil bekerja, dirinya transfer kejenjang yang lebih tinggi dan menyelesaikan S-1 di STIE Cendikia Bojonegoro.
Seperti kabar sebelumnya, berdasarkan aturan Kemenristekdikti, di tahun 2020 AKN dengan program D-2 di sejumlah wilayah penyelenggara di Indonesia mulai dihentikan. Namun, Pemerintah Daerah bersama Perguruan Tinggi pembina dapat mengajukan ke Kemenristek Dikti untuk Menjadi Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) dengan jenjang yang lebih tinggi yakni D3/D4. Tetapi karena Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tak mengajukan keberlanjutannya maka keberlangsungan rintisan Kampus Negeri di Kota Minyak ini harus berakhir. (BK)