BOJONEGORO – Piala Soeratin U-17 Jawa Timur sudah akan memasuki putaran kedua. Berada di Grup I, Bojonegoro FC U-17 masih belum mengantongi satupun point kemenangan. Tiga kali pertandingan selalu menderita kekalahan, hanya mampu mencetak 2 (dua) goal dan kemasukan 5 (lima) goal. Jadwal putaran kedua minggu ini Bojonegoro FC akan bertemu Persedikab Kediri pada Senin (07/10/19) di Stadion Canda Bhirawa Kediri.
Namun ada kabar tak mengenakkan datang dari beberapa pihak. Bagaimana tidak, keberadaan Bojonegoro FC dalam laga Piala Soeratin U-17 terancam tidak bisa melanjutkan putaran berikutnya karena terkendala pencairan dana dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bojonegoro.
Saat awak media kabarpasti.com mencoba mencari tahu kebenaran kabar ini, Ketua KONI Bojonegoro, Ali Mahmudi masih akan melakukan koordinasi dengan manajemen pengurus. “Saya konfirmasi dulu,” pesannya singkat.
Manajer Bojonegoro FC U-17, Hanafi membenarkan kondisi ini namun pihaknya besok pagi akan melakukan koordinasi kembali dengan pihak KONI terkait anggaran yang ada. ”Semestinya anggaran PSSI sudah ada di KONI, hanya saja system termin pencairannya sangat memberatkan untuk memenuhi program kerja PSSI yang harus terlaksana sesuai ketentuan Asprov PSSI Jatim maupun PSSI Pusat,”jelasnya.
“Karena besok jam 09 pagi kami sudah harus berangkat ke Kediri untuk mengikuti pertandingan leg 2 Piala Soeratin ini,”terangnya melanjutkan.
Saat ditanya system termin pencairan dana yang menurutnya memberatkan, manajer ini menceritakan bahwa posisi PSSI dalam menjalankan program kerjanya harus selalu berpedoman dengan agenda Asprop, misal Piala Soeratin U-13, U-15 dan U-17 yang biasanya dilaksanakan pertengahan tahun, padahal ada persiapan tim untuk menggelar U-13 dan U-15 diawal tahun yang harusnya ada di Askab. “Anggaran dengan system termin pasti tidak sesuai, pelaksanaan program tidak akan bisa maksimal,”tegasnya.
Sementara di tempat lain, H. Abdul Mustajib selaku Sekretaris Askab PSSI Bojonegoro mempertanyakan system pencairan dengan termin yang dilakukan oleh KONI Bojonegoro. Harusnya KONI professional dan proporsional terkait kebijakan pengelolaan dana hibah cabang olahraga di Bojonegoro. Menurut pria ini kebutuhan program pembinaan tidak seharusnya pencairan diatur dengan termin.
“Kita bukan pelaksana proyek infrastruktur, program pembinaan kelompok usia pada Askab jadwalnya selalu mengikuti program federasi diatasnya yaitu Asprop dan PSSI Pusat,” tandasnya.
Jika pencairan anggaran dengan termin tentu akan banyak kendala bahkan pembinaan akan macet. “Kami sangat menyayangkan hal itu terjadi, sebelumnya ini tak pernah terjadi. Selain sebagai penentu kebijakan anggaran, pengawasan pembinaan prestasi Nol Besar, ada apa dengan KONI?,” tanyannya kepada awak media ini.(Kust/Red)