BOJONEGORO – Masa pandemi Covid-19 menjadikan hampir seluruh sendi ekonomi masyarakat berjalan timpang hingga menimbulkan kondisi sulit, utamanya bagi masyarakat kecil. Mereka yang biasa dengan aktifitas buruh pabrik, petani kecil dan buruh tani harus mencari alternatif lain ketika mereka tak bisa bekerja dengan normal.
Dari pandemi ini, Suwarno (47 tahun) salah satu pekerja serabutan yang ada di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro mencoba keberuntungan dan mengais rejeki dengan beternak Lele.
Baca Juga : https://kabarpasti.com/anna-muawanah-kunjungi-kelompok-peternak-ikan-lele-di-tlogorejo/
Bermodal terpal pria ini membuat kolam sendiri yang dirangkai dengan bambu dan kayu. Per meter kolam terpal diisi dengan 200 hingga 250 ekor bibit lele. Suwarno mengisi 6000 ekor bibit Lele pada kolam 6 x 4 M yang terus digelutinya sampai hari ini.
“Alhamdulillah, gak harus keluar karena pandemi, lumayan mas, di tiga bulan pertama kita sudah panen, meski tak begitu maksimal hasilnya,” tutur pria ini.
Menurutnya, jika dikalkulasi dengan detail, hasilnya per 1000 ekor rata-rata maksimal hanya sekitar 500 ribu rupiah, karena harga jual kita hari ini hanya di ambil oleh pembeli kisaran Rp. 16. 000,-. Pria ini menceritakan bahwa harga bibit ukur 7 perseribu kisaran 200 ribu, dengan pakan yang lumayan mahal persak sampai dengan 300 ribu.
Berita Terkait : https://kabarpasti.com/anna-muawanah-serahkan-bantuan-benih-ikan-tawes-dan-nila-ke-kelompok-tani-ternak-di-desa-kabalan/
“Perseribu bisa panen hingga 80 kg, tapi tak semua kita jual, beberapa untuk konsumsi sendiri dan tetangga saat panen juga kebagian,” pungkasnya sambil tersenyum.
Dengan mudah kita bisa menghitung, selama tiga bulan, jika perseribu bibit bisa menghasilkan 80 kilogram, artinya 6000 bibit tinggal dikalikan 6 x 80 x 16.000 = 7.680.000,-. Sementara biaya operasional yang dikeluarkan awal dari bibit 1.200.000 dan pakan 14 x 300.000 = 4.200.000, sehingga keuntungan yang diperoleh 7.680.000 – 5.400.000 = 2.280.000,- (Cipt).