BOJONEGORO – Warga yang melintas di sekitar Desa Tulungrejo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa, 31/8/21 merasa jengkel terkait pengerjaan proyek peningkatan jalan yang ada di wilayahnya. Bahkan terkesan sangat menyepelekan kualitas bangunan yang pembiayaannya bersumber dari APBD.
Beberapa tahun terakhir ini Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro, gencar melaksanakan pembangunan infrastruktur peningkatan jalan menggunakan metode Rigid cor beton. Yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal itu sebagai salah satu wujud memenuhi kebutuhan dan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
Data yang dihimpun awak media kabarpasti.com, pada papan informasi yang ada di lokasi, menyebutkan nama pekerjaan yakni peningkatan jalan Prayungan – Milnjeng.
Volume panjang 6.158 meter dengan lebar 5 meter, penyedia PT Mitra Energi Visitama, konsultan pengawas PT Mitra Cipta Engineering, dan waktu pelaksanaan 227 hari kalender (7 bulan 17 hari).
Bermula dari video amatir yang dibagikan melalui aplikasi whatsApp, selanjutnya tim media ini mendatangi lokasi guna memastikan kondisi. Selasa, 31/8/21 sekira pukul 09.00 WIB, ternyata pelaksanaan dan sejumlah item pengerjaan strauss pile sudah banyak yang dicabut.
“Besi strauss pada pengerjaan jalan tepatnya di desa Tulungrejo, kecamatan Sumberrejo tidak di ram, namun hanya ditancap-tancapkan saja, bahkan kedalamannya hanya 15 – 20 sentimeter,” kata seorang warga sekitar.
Menurut warga yang tak ingin ditulis namanya menjelaskan, padahal kekuatan dan kualitas bangunan jalan cor beton ini bergantung pada strauss, namun kenyataannya ada item ini justru disepelekan.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bojonegoro, Radityo Bismoko, saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan beredarnya video temuan warga terkait item pekerjaan strauss pile di paket pekerjaan peningkatan jalan Prayungan – Milnjeng.
“Kemarin (Senin) malam kami sudah langsung cek ke lokasi, dan memang benar kondisi pekerjaannya begitu, penyedia juga sudah kita beri penegasan bahwa pembesian strauss yang ditemukan tidak bisa diterima dan diputuskan untuk menutup kembali serta membuat lubang strauss baru,” tegasnya.
“Dalam waktu dekat, dua sampai tiga hari kita pastikan untuk mengulang item pekerjaan strauss,” ujarnya.
Disinggung tentang konsultan pengawas, kenapa tidak melakukan pengawasan secara ketat di lapangan. “Nah itu yang akan kami tekankan,” jawab Radityo.
Diungkapkan, pada saat mendatangi lokasi pekerjaan juga meminta konsultan pengawas hadir di lapangan guna memastikan temuan warga. Dan telah diputuskan agar segera dilakukan pembenahan dengan melakukan strauss baru. “Untuk strauss yang lama tidak kami terima dan harus diganti,” pungkasnya. (Cipt)
Di jln poros desa jipo sampai poros gunungsari.
Sama juga.besi strauss tanpa begel.bisa di cek di jln desa mudung.
baru tahu atau ketahuan😂😂 itu mah penyakit
kronis lama.. seolah olah pekerjaan yg di danai uang negara.. itu losssss tdk ada yg kontrol atau memang sengaja di kontroll boong boongan
pertanyaannya apakah tdk ada dinas terkait yg mengawasi…. 😁😁 ah bisa aja loe.. mau maju MIMPI LO..😁