Kabar Pasti
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
Kabar Pasti
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Benih Kelengkeng Milik Mbah Doel, Tiga Tahun Berbuah dan Manis

Saturday, 7 September 2019 - 10: 25

Ngadoellah ketika menunjukan fermentasi untuk mengatasi gangguan embun upas yang menyerang tananam kelengkeng, Foto: dok. Redaksi

BOJONEGORO – Benih kelengkeng satu-satunya di indonesia dari biji merupakan hasil karya dan rekayasa genetika yang dilakukan oleh seorang penggemar tanaman, yang sampai sekarang telah berhasil melakukan pembenihan hingga 30 ribu benih kelengkeng yang diberi nama ‘Diamond River‘ dan telah tersebar diseluruh nusantara.

Ngadoelah (56) membudidayakan tanaman buah kelengkeng dari biji, sejak 14 tahun lalu. Berawal dari kegemaran pada tanaman, dirinya memberanikan diri belajar melakukan pembenihan disalah satu tempat yang berada di Bogor, lalu dipraktekkan dengan melakukan pembenihan dengan cara yang diperoleh dari belajar. Selama dua tahun dirinya melakukan uji coba pembenihan, dan semua hasil pembenihannya dibagi-bagikan ke tetangga dan rekan rekan sekaligus untuk melihat hasilnya. Hampir setiap hari Ngadoellah merawat benih kelengkengnya dengan penuh perhatian, satu persatu benih diteliti mulai dari daun hingga ke akar akarnya.

Saat awak media ini mendatangi dilokasi kebun pembenihan kelengkeng milik Ngadoellah pada hari Sabtu 7/09/19 pagi, dirinya sedang sibuk merawat semua benih, yang baru hingga yang sudah layak jual. ” Benih kelengkeng ini, umurnya berurutan dan jumlahnya pun cukup banyak, jika umur benih masih relatif muda, maka membutuhkan perhatian yang cukup agar tetap subur, ” katanya.

Baca Juga

Licin! Luberan Limbah Proyek di Jalan Raya Sekitar Desa Jono Bojonegoro Dikeluhkan Warga

Hari Ke- 2 Puasa Ramadan 1444 H, Bacaleg NasDem Sambangi ODGJ di Kapas Bojonegoro

Sebelumnya Ngadoellah melakukan pembenihan biji kelengkeng dihalaman rumahnya di gang Anggrek, baru sekira lima (5) tahun terakhir ini, dirinya menggunakan lahan kosong sebagai kebun pembibitan tepatnya di jalan Mangga dusun Plosolanang RT 22 RW 02 Desa Campurejo Kec/Kab. Bojonegoro Jawa Timur. Hingga saat ini benih atau bibit kelengkeng yang dihasilkan oleh Ngadoellah sangat diminati oleh masyarakat dari seluruh penjuru nusantara. Karena benih buah kelengkeng miliknya dalam waktu tiga (3) tahun sudah berbuah, tuturnya.

Dirinya juga menceritakan, tanaman benih kelengkeng yang ia miliki itu tahan hama, namun ada satu gangguan yang berbahaya yakni ‘embun upas‘, tanaman apa saja apabila sudah terkena gangguan tersebut maka pertumbuhannya akan terhambat.

Embun upas itu penyakit pada tanaman yang menyerang disekitar daun, namun meskipun demikian masalah tersebut masih dapat dihindari dan dapat dipulihkan. Untuk menghindari serangan embun upas, dirinya telah mendapatkan ilmu baru dari mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), dimana untuk menangkalnya tanaman hatus disiram sebelum matahari terbit, sebab jika disiram setelah matahari terbit embun upas yang menempel pada daun tananam akan melekat dan merusak tanaman benih kelengkeng, tutur Ngadoelah.

Lebih lanjut, dirinya juga menyampaikan jika tanaman yang sudah terkena embun upas harus disemprot dengan pupuk yang juga sudah disediakan dan dibuatnya sendiri yakni hasil fermentasi dari buah nanas dan daun lamtoro. Obat ataupun fermentasi tersebut diperoleh juga dari mahasiswa IPB yang beberapa bulan lalu melakukan peninjauan di kebun pembenihan biji kelengkeng milik Ngadoellah.

Melalui media ini, Ngadoellah menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat bahwa marilah menanam, dengan menanam satu pohon (kelengkeng) sama artinya sudah menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Terlebih pohon yang kita tanam juga memiliki nilai ekonomis. Dirinya juga mempromosikan benih yang dihasilkan, jika membeli benih miliknya kemudia setelah ditanam tidak tumbuh (mati), maka Ngadoellah akan mengganti secara graris dengan benih yang baru, pungkasnya. (Redaksi)

SendShareTweet

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2022 Kabarpasti.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Olahraga & Hiburan
  • Ekonomi & Wisata
  • Kolom

© 2022 Kabarpasti.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist