BOJONEGORO – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro tahun 2021 ini tertinggi kedua se- Jawa Timur, yakni sebesar 6,20 Triliun. Namun, akselerasi progres serapan APBD terbilang masih sangat rendah. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu anggota Badan Anggaran DPRD Bojonegoro, Lasuri, SH.
Dikatakan Lasuri, jika serapan anggaran APBD Bojonegoro per awal Oktober 2021 ini baru mencapai sekitar 38 persen. Sehingga jika dihitung baru terserap sekitar Rp. 2,356 Triliun dari Rp. 6,20 Triliun.
“Melihat serapan anggran tahun 2021 yang masih di kisaran 38 persen, tentu sesungguhnya masih belum sesuai harapan,” ungkap anggota Banggar DPRD Bojonegoro ini, Rabu (6/10/2021).
Menurutnya, karena sekarang sudah berada dibulan Oktober, artinya tahun anggaran 2021 tinggal menyisakan dua bulan lagi. Lasuri berharap proyek-proyek infrastruktur dengan nilai nominal besar harus bisa diselesaikan tepat waktu, sehingga mampu mendongkrak capaian serapan anggaran 2021 yang masih minim ini.
“Tentu, kami yakin Pemkab Bojonegoro sudah bisa mengkalkulasi, berapa jumlah besaran anggaran yang akan bisa terserap di tahun ini,” lanjut Ketua DPD PAN Bojonegoro ini.
Politisi muda ini mengingatkan, jika waktunya tidak tercukupi karena progres kegiatan lapangan belum sesuai harapan, agar jangan sampai dipaksakan untuk melakukan pencarian demi mengejar progress capaian penyerapannya.
“Perlu kiranya sifat kehati-hatian dalam penggunaan anggaran atau melakukan serapan anggaran, agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari,” pesan politisi yang juga Komisi B DPRD Bojonegoro ini.
Seperti diketahui, bulan ini telah memasuki triwulan keempat, dimana tutup buku tahun anggaran pada 31 Desember 2021 tinggal menyisakan 2 bulan lagi. Anggota Banggar DPRD Bojonegoro ini berharap seluruh OPD segera memacu kinerja agar mampu merealisasikan kegiatan sesuai perencanaan didukung pengelolaan administrasi dan keuangan yang benar.(BK)