BOJONEGORO – Program peningkatan atau rekonstruksi jalan yang dilaksanakan dan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hingga tahun 2022 ini tak hentinya dilakukan. Hal itu sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten guna memberikan pelayanan dan mewujudkan harapan bersama.
Namun pantauan media kabarpaati.com, Kamis, 22/9/22, pada pelaksanaan kegiatan proyek fisik dibeberapa lokasi, nampak para pekerja bahkan kontraktor masih enggan mengutamakan keselamatan dan keamanan dalam bekerja. Terbukti, di lapangan masih ditemukannya pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).
“Kulo niki namung merdamel, mboten ngertos nopo-nopo, menawi anjeng tangklet langsung mawon teng pemboronge (saya ini hanya bekerja, tidak tahu menahu urusan lain-lain, kalau hendak nanya, sebaiknya langsung ke pemborong saja),” ujar seorang tenaga kerja yang ditemui pada proyek peningkatan jalan yang berada di wilayah Sukosewu.
Pekerja yang ditemui awak media dan enggan ditulis namanya ini, mengatakan, bahwa selama ini hanya bekerja sesuai perintah dan arahan pelaksana. “Yang penting saya datang ke lokasi sejak mulai bekerja, dan nanti kalau sudah selesai pulang”.
“Kalau masalah helm, rompi, maupun alat-alat penunjang keselamatan dalam bekerja, kami tidak pakai/mungkin belum ada,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Jalan Dinas PU BM dan Penataan Ruang, Kabupaten Bojonegoro, Radityo Bismoko yang dihubungi melalui percakapan aplikasi WhatsApp ya menjelaskan bahwa sejak sebelum memulai bekerja, pihaknya telah menyampaikan kepada para pelaksana kegiatan, agar mengutamakan keselamatan dalam bekerja khususnya menggunakan APD (alat pelindung diri).
“Kami sudah tegaskan, kepada seluruh pelaksana kegiatan, untuk melengkapi para pekerja di lapangan dengan menggunakan alat pelindung diri, agar dapat menjaga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan,” tuturnya.
“Paling utama juga yakni memasang papan informasi di sekitar lokasi, serta rambu-rambu, dan yang harus dilakukan yakni melakukan penyiraman untuk menghindari debu atau polusi udara yang timbul akibat proyek,” imbuhnya.
Melalui media ini, Radityo Bismoko mengimbau, agar seluruh kontraktor pelaksana kegiatan/proyek agar tetap memperhatikan kondisi lingkungan, dan memohon dukungan seluruh masyarakat terhadap proses pengerjaan kegiatan, sehingga berjalan dengan lancar dan bait, serta sesuai dengan harapan bersama. (Cipt/red)