BOJONEGORO – Terkait pelarangan peliputan saat ujian tulis pengisian 7 (tujuh) lowongan jabatan perangkat desa, di wilayah Kecamatan Temayang, ternyata terjadi kesalahpahaman atau miskomunikasi antara Kepala Desa dengan wartawan, Jum’at(19/5/2023).
Sebelumnya dikabarkan, ada salah seorang wartawan yang dilarang dan diusir karena dianggap merepotkan. Hal itu terjadi saat seorang wartawan hendak mengambil foto dan melakukan peliputan ujian tulis pengisian perangkat desa yang dilaksanakan secara tertutup di Gedung Sekolah Yayasan Pendidikan Al Amin, Kecamatan Temayang.
Setelah ada pertemuan serta komunikasi secara baik, antara Kepala Desa (Kades) Belun bersama seorang wartawan bernama Agung. Keduanya nampak memberikan penjelasan, serta saling dapat menerima dan memaafkan.
“Waktu itu memang saya sedang memantau dan repot membantu tim mengatur lokasi yang digunakan untuk ujian/seleksi tulis pengisian perangkat desa. Dan mungkin karena suasana yang kurang bagus sehingga ada kata-kata yang terlontar,” ujar Bambang Sujoko.
“Dengan pertemuan seperti ini, insya allah semua dapat terjalin komunikasi secara baik ke depannya,” imbuh Kades Belun.
Ia menjelaskan, di Desa Belun ini terdapat 2 (dua) kekosongan jabatan perangkat desa. “Hari ini tim seleksi bersama pihak ketiga dari Universitas Internasional Semen, telah melaksanakan ujian tulis. “Semoga dari ujian tersebut desa kami memperoleh perangkat desa yang benar-benar amanah serta dapat mengabdi kepada masyarakat dan desa”.
“Dua jabatan yang kosong dan dilakukan pengisian di desa Belun ini meliput sekretaris desa (Sekdes) dan Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan,” tukasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Agung seorang wartawan yang sempat mengaku dilarang peliputan mengungkapkan, saat pelaksanaan ujian seleksi perangkat desa, dirinya hanya ingin mengambil foto sebagai bahan informasi yang hendak diberitakan.
“Saya ini masuk lokasi hanya ingin mengambil foto, tapi mungkin saat itu pak Kades sedang repot sehingga melontarkan kata-kata saat saya melintas di depannya,” ungkapnya.
Dari kejadian itu, sebagai narasumber yang dikabarkan media ini, dirinya langsung menemui Kades Belun, guna menyampaikan permintaan maaf. “Ya, saya minta maaf kalau kejadian tadi mengganggu kenyamanan,” pintanya.
“Mungkin pak Kades sedang repot karena suasana di lokasi ujian, dan saat bersamaan kami (wartawan) juga ingin melakukan peliputan, jadi sama-sama tidak konsentrasi. Namun, kesalahpahaman yang terjadi tadi, sekarang sudah klir dengan penjelasan masing-masing,” pungkas Agung. (Cipt)
Watir nek konangan😄