BOJONEGORO – Rehabilitasi Bendung Daerah Irigas Klepek di Desa Klepek, Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro kembali dilakukan sebagai proyek multiyears dalam upaya peningkatan manfaat irigasi bagi pengairan pertanian di wilayah yang dilalui irigasi kewenangan pusat ini.
Namun sayangnya, pelaksanaan lapangan proyek ini dilakukan tanpa memperhatikan rambu-rambu Kesehatan dan Kesehatan Kerja (K3) baik bagi pekerja proyek dan warga sekitar.
Nampak dari pantauan media ini, beberapa pekerja tanpa menggunakan perlengkapan safety mengoperasikan beberapa alat berat untuk memasang paku bumi hingga mengoperasikan Bego. Terlihat juga anak-anak kecil warga sekitar bermain bebas diarea proyek tanpa batas dan naik turun sekenanya pada material berat yang membahayakan.
“Proyek besar yang membahayakan, harusnya mereka berhati-hati mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang tak diinginkan baik pekerja maupun warga sekitar,” keluh Hari, warga setempat, Minggu (12/6/22).
Saat awak media ini dilokasi, pekerjaan lembur tetap berjalan, namun sayangnya tak ada pelaksana proyek dilapangan sebagai penanggungjawab kegiatan yang bisa dimintai keterangan. Hanya beberapa pekerja yang mengaku asal Semarang dan Jombang.
“Karena banyaknya jenis pekerjaan awal ini sepertinya pelaksana sering berganti-ganti,” Hari melanjutkan.
Sebagai warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi proyek, pria ini sangat khawatir jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan khususnya kepada anak-anak yang sering berkeliaran bermain di lokasi proyek.
“Minimal ada tanda bahaya atau garis pembatas lah, sehingga warga tahu untuk tidak mendekati lokasi proyek ini,” harap pria ini.
Seperti diketahui, Berdasar LPSE PUPR, Proyek Rehabilitasi Bendung Klepek DI. Pacal ini dikerjakan oleh PT. Jaya Mulya Kontruksi, asal Kota Semarang, Jawa Tengah dengan nilai sekitar Rp. 8,6 Miliar. (cipt/red)