BOJONEGORO – Ditengah pandemi Covid-19 berbagai bantuan terus dikucurkan oleh pemerintah untuk mengurangi beban perekonomian warga yang makin terpuruk. Mulai dari pusat hingga daerah dan desa fokus dengan penyaluran bantuan langsung kepada warga sebagai imbas pandemi ini.
Tapi rupanya tak semua keluarga bernasib baik, tak mendapatkan bantuan seperti yang diharapkan tepat sasaran itu membuat 3 ibu rumah tangga di Desa Pandantoyo Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ini protes kepada pemerintah desa setempat, Rabu (13/5/20) lalu.

Tiga ibu rumah tangga itu adalah Ibu Krisna Puspita (22 tahun), Dwi Eka Nurani (24 tahun) dan Lastri (30 tahun) yang semuanya berada di RT/RW. 07/02 Desa Pandantoyo Kecamatan Temayang.
Baca Juga: https://kabarpasti.com/semangat-berdesa-lawan-corona-pemdes-pejok-salurkan-blt-dana-desa/
Ketiganya mengaku tidak mendapatkan bantuan 600 ribu baik yang yang berasal dari Kemensos ataupun Dana Desa, apalagi program reguler yang sudah berjalan lama seperti PKH dan BPNT juga belum pernah sekalipun mendapatkan. Belakangan ini bantuan dari desa yang diperolehnya adalah 3 kg beras, mie instan dan minyak goreng.
Ibu Krisna sempat menanyakan keperuntukan bantuan pada pemerintah desa setempat terkait nama dirinya yang tak mendapatkan bantuan, sementara warga yang kondisinya lebih baik darinya justru mendapatkan bantuan langsung itu.
Saat ditemui di rumahnya, kondisi Ibu Krisna dan keluarga memang terlihat kurang mampu secara ekonomi, rumah kayu berlantai tanah dan dapur yang mengebul nampak memasak dengan kayu bakar terlihat dari ruang tamu.
Berita Terkait: https://kabarpasti.com/blt-dana-desa-418-kk-dari-8-desa-di-kecamatan-sukosewu-diterimakan/
“Kami bertiga berharap pemerintah desa bisa memperhatikan keluarga yang tak mampu ini agar bantuan bisa tepat sasaran,” pinta Ibu Krisna mewakili ketiganya.
Begitupun dua warga yang senasib berharap ada kucuran bantuan kepada keluarganya yang sama-sama terimbas wabah ini. Ketiganya mengungkapkan bahwa penerima bantuan 600 ribu di kanan kirinya terlihat mampu karena rumahnya yang rata-rata mentereng berkeramik.
Saat media ini mencoba melakukan konfirmasi kepada Kades Pandantoyo ke tempat tinggalnya, rumah besar dengan pagar tinggi berpintu itu nampak senyap dan tertutup.(Cipt)