Kabar Pasti
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
Kabar Pasti
No Result
View All Result
Home Desa & Budaya

[15 Oktober]: Tahukah Kita, Ini Sejarah Hari Perempuan Pedesaan Sedunia

Saturday, 15 October 2022 - 11: 00
[15 Oktober]: Tahukah Kita, Ini Sejarah Hari Perempuan Pedesaan Sedunia

Perempuan petani pedesaan

MENENGOK perempuan pekerja bukan jadi hal yang aneh, terutama di pedesaan. Mereka kerap ditemui dalam mengelola lahan pertanian, merawat tanaman, hingga tanggung jawab dalam menyediakan pangan bagi keluarga.

Peran penting mereka kini diapresiasi melalui peringatan Hari Perempuan Pedesaan Sedunia atau World Rural Woman’s Day yang diperingati pada minggu kedua setiap 15 Oktober. Tanggal tersebut menjadi hari penting bagi wanita pedesaan yang tak boleh dilewatkan.

Nah, ternyata masih banyak yang belum tahu tentang peringatan ini dan sejarah terbentuknya Hari Perempuan Pedesaan Sedunia. Yuk, simak penjelasannya;

Baca Juga

Kembangkan Potensi SDM dan Kearifan Lokal, Pemdes Mojoagung – Soko Study ke Gunung Kidul dan Semarang

Serbu Gedung DPR RI, Ribuan Perangkat Desa se-Indonesia Tuntut Masa Jabatan Tetap

1. Apa itu Hari Wanita Pedesaan Sedunia?

Hari Perempuan Pedesaan Sedunia atau International Day of Rural Women dirayakan setiap tanggal 15 Oktober. Peringatan ini merupakan bagian dari Hari Pangan Sedunia yang dirayakan tiap 16 Oktober, sehari setelahnya.

Peringatan Hari Perempuan Pedesaan Sedunia sebagai tanda adanya pengakuan dunia terhadap kontribusi wanita dalam kemajuan sebuah desa. Sistem pangan di pedesaan bisa berjalan baik berkat peran para perempuan di sana, dimulai dari produksi hingga distribusi pangan.

Untuk mencapai kesetaraan gender, para perempuan pedesaan pun diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki, seperti;

  • Meningkatkan produksi pertanian sebesar 2,5-4 persen di daerah termiskin.
  • Mengurangi jumlah orang yang kekurangan gizi sebesar 12-17 persen.

Maka dari itu, tujuan dari peringatan ini adalah pembangunan berkelanjutan yang meliputi infrastruktur, perlindungan sosial akan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan pedesaan.

Sejarah Tercetusnya Hari Perempuan Pedesaan Sedunia

Peringatan Hari Perempuan Pedesaan Sedunia pertama kali dirayakan pada 15 Oktober 2008 setelah diresmikan oleh Majelis Umum PBB tahun 2007. Peresmian itu tertuang dalam surat resolusi 62/136 pada 18 Desember 2007.

Namun, sebelum diresmikan oleh PBB, peringatan ini sudah dirayakan tiap tahun selama lebih dari satu dekade. Ide pencetusan hari penting ini pernah diusulkan sejak tahun 1995 saat Konferensi Dunia Keempat tentang Perempuan di Beijing, Cina.

Adanya peringatan ini sebagai bentuk apresiasi bagi perempuan pedesaan yang punya peran penting dalam mengentaskan kemiskinan melalui produksi pangan dan ketahanan pangan. Setidaknya ada 4 organisasi yang berjasa dalam pembentukan Hari Perempuan Pedesaan Sedunia ini, yaitu:

  • International Federation of Agricultural Producers
  • Network of African Rural Women Associations
  • Associated Country Women of the World
  • Women’s World Summit Foundation

Tiga Alasan penting Hari Perempuan Pedesaan Sedunia;
1. Perayaan untuk sebuah pencapaian oleh perempuan
Di tanggal 15 Oktober, kita bisa paham tentang perjuangan yang dihadapi oleh perempuan, terutama di sebuah pedesaan. Kita dapat mengetahui kerja keras seorang perempuan di bidang pertanian dalam membangkitkan ekonomi desa.

2. Pengingat untuk memberikan bantuan
Faktanya, ada banyak perempuan pedesaan yang membutuhkan uluran tangan kita. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan, seperti menyumbang fasilitas hingga dalam bentuk uang. Dengan begitu, kamu telah ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Melawan sebuah stereotipe
Sejak dulu, perempuan harus tunduk dengan berbagai norma dan stereotipe yang membatasi ruang gerak mereka. Meskipun kaum perempuan di kota sudah mulai melawan, perempuan di pedesaan masih terkungkung dengan stigma terhadap mereka. Melalui peringatan ini, kita sebagai perempuan bisa membela mereka untuk melepaskan diri dari diskriminasi gender di masyarakat. (idntimes/red)

SendShareTweet

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2022 Kabarpasti.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Olahraga & Hiburan
  • Ekonomi & Wisata
  • Kolom

© 2022 Kabarpasti.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist